1.
Diketahui dari negara Astina:
N = 1.810.000
T = 2.655.000
P = 14.500.000
NTP = 1.810.000
x 100%
14.500.000
= 12,4828 %
GTP = 2.655.000 x 100 %
14.500.000
= 18,3103 %
TF = 12,4828 %
18,3103 %
= 0,68 %
Diketahui dari negara Amarta
N = 1.223.000
T = 1.964.000
P = 9.700.000
NTP = 1.223.000 x100 %
9.700.000
= 12,6082 %
GTP = 1.964.000 x 100 %
9.700.000
= 20,2474 %
TF = 12,6082 %
20,2474 %
= 0,62 %
Dari hasil perhitungan saya, dapat
dilihat kedua negara tersebut mempunyai nilai yang hampir sama, bahkan tidak
sampai 1 % dari jumlah penduduk yang ada. Banyak alasan yang bisa dikemukakan.
Dalam penjelasan yang terdapat dalam materi, dijabarkan nilai perjalanan bersih
biasanya hanya mencapai 70-80 % dikarenakan adanya faktor-faktor yang
menghalangi para penduduk untuk melakukan perjalanan. Sedangkan unutk
perjalanan kotor bisa lebih dari 100 %. Negara Astina dan Amarta adalah negara
dengan jumlah penduduk yang melakukan perjalanan sedikit dengan sebab
penghasilan penduduknya yang rendah, banyaknya jumlah penduduk sehingga
pendapatan tiap-tiap penduduknya tidak mencukupi untuk melakukan perjalanan.
2.
Kecenderungan Perjalanan yang Tinggi disebabkan
oleh :
a.
Pendapatan penduduk yang besar
b.
Tingkat profesionalisme masyarakat (Wiraswasta,
Direktur, Karyawan tingkat tinggi, dll)
c.
Penduduk kota-kota besar
d.
Kelompok usia antara 20-45 tahun
e.
Kelompok keluarga kecil dan keluarga-keluarga
yang memiliki anak-anak usia sekolah.
f.
Tingkat pendidikan penduduk yang tinggi
Kecenderungan
Perjalanan yang Rendah disebabkan oleh :
a.
Pendapatan penduduk yang kecil
b.
Pekerjaan
penduduk seperti Petani, Buruh dan Pensiunan
c.
Anak-anak
kecil dan orang-orang diatas 75 tahun.
d.
Para
penghuni desa yang penduduknya kurang dari 2.000 orang
e.
Anggota
keluarga besar (>5 orang)
3.
Kondisi Elastis :
Jika bahan bakar minyak naik, maka
biaya transportasi akan ikut naik. Apabila bahan bakar minyak menurun, maka
biaya transportasi akan menurun. Hal ini disebabkan karena bergantungnya
transportasi akan bahan bakar minyak sebagai biaya pokok berjalannya
transportasi tersebut.
Elastisitas Murni :
Harga tiket pesawat penerbangan
naik atau turun kurang mendapat pengaruh yang signifikan pada konsumennya
karena hal tersebut adalah suatu kebutuhan.
Tidak Elastis :
Contohnya pada penjualan souvenir. Jika
barang yang dijual terlampau mahal, maka tingkat penjualan pada toko tersebut
akan menurun.